Sifat mekanik adalah
kemampuan suatu zat (BAHAN) dalam menahan beban (gaya) yang dikenakan
pada zat itu. Tinjauan sifat mekanik zat meliputi kekuatan, kekerasan,
elastisitas, kekakuan, plastisitas dan kelelahan bahan.
A. Kerapatan dan Berat Jenis.
§ Kerapatan
Kecepatan
atau rapat massa atau massa jenis
(massa density) suatu zat didefinisikan sebagai massa zat itu per satuan
volume, yaitu ρ = m/v
Dengan m = massa benda (kg)
V = Volume benda (m3)
ρ = massa jenis atau rapat massa (kg/ m3)
Dengan m = massa benda (kg)
V = Volume benda (m3)
ρ = massa jenis atau rapat massa (kg/ m3)
§ Berat
Jenis
Berat
Jenis (BJ) suatu zat adalah berat zat itu sendiri (w) per satuan waktu (V) atau
dapat ditulis sebagai: BJ = W/V
Di mana BJ = berat jenis bahan (N/
m3)
W =berat bahan (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan grafitasi bumi (m/s2)
V = volume bahan (m3)
ρ = massa jenis atau rapat massa (kg/ m3)
W =berat bahan (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan grafitasi bumi (m/s2)
V = volume bahan (m3)
ρ = massa jenis atau rapat massa (kg/ m3)
B. Kekuatan Bahan
§ Tegangan (stress)
Apabila pada suatu benda diberikan dua buah gaya sama besar dan berlawanan arah, maka pada benda timbul suatu keadaan yang disebut tegang, atau benda mengalami tegangan. Ada 5 (lima) jenis tegangan:
o Tegangan tarik o Tegangan tekan o Tegangan punter
o Tegangan lengkung o Tegangan geser
Apabila pada suatu benda diberikan dua buah gaya sama besar dan berlawanan arah, maka pada benda timbul suatu keadaan yang disebut tegang, atau benda mengalami tegangan. Ada 5 (lima) jenis tegangan:
o Tegangan tarik o Tegangan tekan o Tegangan punter
o Tegangan lengkung o Tegangan geser
§ Regangan (Strain)
Regangan adalah perubahan relatif ukuran atau bentuk benda yang mengalami tegangan. Besarnya regangan didefinisikan sebagai perubahan ukuran per ukuran mula-mula.
Atau e = ∆L/L, di mana:
e = regangan
∆L = perubahan ukuran yang bisa bertambah atau berkurang panjangnya
L = panjang mula-mula
Ada 3 (tiga) macam regangan:
o Regangan tarik o Regangan tekan o Regangan geser
Regangan adalah perubahan relatif ukuran atau bentuk benda yang mengalami tegangan. Besarnya regangan didefinisikan sebagai perubahan ukuran per ukuran mula-mula.
Atau e = ∆L/L, di mana:
e = regangan
∆L = perubahan ukuran yang bisa bertambah atau berkurang panjangnya
L = panjang mula-mula
Ada 3 (tiga) macam regangan:
o Regangan tarik o Regangan tekan o Regangan geser
“Bila suatu pegas diberikan beban (w) maka pegas akan
bertambah panjang (x)”
maka berlaku hubungan :
Keterangan :
F = gaya pegas (N)
k = konstanta pegas (N/m)
x = pertambahan panjang pegas (m)
nhj
Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya yang bekerja pada pegas
justru berlawanan dengan gaya yang kita berikan (misal : jika pegas kita
tarik ke bawah maka menimbulkan gaya pegas ke atas) dan bila hanya
ditanya nilainya saja maka tanda negatif tersebut boleh tidak dicantumkan. Bila
pertambahan panjang pegas disebabkan oleh beban (w) yang digantungkan pada
salah satu ujungnya, maka berlaku hubungan :
Gaya (F) = Berat Beban (w)
Sedangkan beban tersebut dapat dicari dengan rumus :
Gaya (F) = Berat Beban (w)
Sedangkan beban tersebut dapat dicari dengan rumus :
Keterangan :
w = berat beban (N)
m = massa beban (kg)
g = percepatan grafitasi (m/s2)
besarnya percepatan grafitasi biasanya = 10 m/s2 atau 9,8 m/s2. Biasanya dalam soal sudah dicantumkan dan seandainya belum maka biasanya percepatan grafitasi yang dipakai yang 10 m/s2.
Besar energi potensial pegas dapat dihitung dengan rumus :
atau
Hubungan antara gaya dan pertambahan panjang dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut :
Susunan Pegas
A. Susunan Seri
besar konstanta gabungannya :
setelah mendapat nilai 1/ks jangan lupa dibalik untuk mendapatkan nilai ks.
jika nilai k1 = k2 = k3 = .... maka :
n = banyaknya pegas
b. Susunan Paralel
besar konstanta gabungannya :
jika nilai k1 = k2 = k3 = .... maka :
n = banyaknya pegas
Bila susunan pegas terdiri dari gabungan susunan
seri dan paralel maka harus ditentukan dahulu bagian yang digabung terlebih
dahulu. jika diibaratkan aliran sungai maka bagian cabang yang terumitlah yang
digabung terlebih dahulu, baru kemudian hasil gabungan tersebut digabung dengan
bagian yang lain....intinya penggabungan secara seri dan paralel mempunyai
rumus yang berbeda sehingga tidak mungkin dikerjakan bersama-sama, di dalam
rangkaian paralel bisa jadi ada bagian yang harus diseri terlebih dahulu dan
sebaliknya dalam rangkaian seri bisa jadi ada bagian yang harus diparalel
terlebih dahulu, seperti contoh di bawah ini :
Modulus Young/Elastis
jika ada benda yang bersifat elastis dengan
panjang tertentu kemudian ditarik dengan gaya tertentu yang mengakibatkan
pertambahan panjang benda tersebut maka berlaku hubungan :
pengambaran di atas diasumsikan luas penampangnya berbentuk
lingkaran.... dan besarnya tegangan (T) dan regangan dari peristiwa tersebut
dapat dicari dengan rumus :
Tegangan (T) :
F = gaya (N)
Regangan (e) :
dan nilai modulus young/elastinya = tegangan (T) dibagi regangannya (e) :
Periode dan Frekuensi pada Pegas
Periode ( T ) :
Frekuensi ( f ) :
Keterangan :
k = konstanta pegas
m = massa beban pada pegas ( kg )
MODULUS ELASTISITAS
Regangan.
Didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan
panjang dengan panjang awalnya (L). Pertambahan panjang ini tidak
hanya terjadi pada ujungnya saja, tetapi pada setiap bagian batang yang
terentang dengan perbandingan yang sama.
Karena merupakan hasil bagi dari dua
besaran yang berdimensi sama, maka regangan tidak memiliki satuan.
Tegangan.
Tegangan didefinisikan sebagai perbandingan antara
gaya tarik (F) yang dikerjakan padabenda dengan luas
penampangnya (A).
Dalam SI. tegangan memiliki satuan atau Pascal
Besarnya gaya untuk menghasilkan tegangan dan regangan
tiap-tiap benda pada umumnya berbeda, tergantung pada jenis dan sifat benda.
Tabel 1 : Modulus Young Beberapa Benda.
Jenis
Zat |
Modulus
Young (N/m2) |
TungstenSteelCopper
Brass
Aluminium
Kaca
Kuarsa
|
35 x 101020 x 101011
x 1010
9,1 x 1010
7,0 x 1010
6,5 – 7,8 x 1010
5,6 x 1010
|
Elastisitas
Suatu benda dikatakan memiliki sifat elastisitas jika benda itu diberi gaya
kemudian gaya itu dihilangkan, benda akan kembali ke bentuk semula. Jika suatu
benda tidak dapat kembali lagi ke bentuk semula setelah gaya yang bekerja
padanya dihilangkan, benda itu dikatakan plastis.
·
Contoh benda elastis: karet, pegas, baja, kayu.
·
Contoh benda plastis:
plastisin, tanah liat, adonan kue.
·
Hukum Hooke
Benda elastisitas juga memiliki batas
elastisitas tertentu. Andaikan benda elastis diberi gaya tertentu dan kemudian
dilepaskan. Jika bentuk benda tidak kembali ke bentuk semula, berarti berarti
gaya yang diberikan telah melewati batas elastisitasny. Keadaan itu juga
dinamakan keadaan plastis.
Jika
kita menarik ujung pegas, sementara ujung yang lain terikat tetap, pegas akan bertambah
panjang. Jika pegas kita lepaskan, pegas akan kembali ke posisi semula akibat
gaya pemulih .
Pertambahan
panjang pegas saat diberi gaya akan sebanding dengan besar gaya yang
diberikan. Halini sesuai dengan hukum Hooke, yang menyatakan
bahwa:
“ jika gaya tarik tidak melampaui
batas elastisitas pegas, maka perubahan panjang pegas berbanding lurus dengan
gaya tariknya”
Gambar 4. Pengaruh Gaya (F) Terhadap Perubahan Panjang
Pegas (ΔL)
Fr = -kΔL
dengan k adalah konstanta yang
berhubungan dengan sifat kekakuan pegas.
Persamaan tersebut merupakan bentuk matematis hukum Hooke. Dalam
SI, satuan k adalah . Tanda negatif pada persamaan menunjukkan bahwa gaya pemulih
berlawanan arah dengan simpangan pegas.
Energi Potensial Pegas
Menurut hukum Hooke, untuk meregangkan pegas sepanjang diperlukan gaya sebesar . Ketika teregang, pegas memiliki energi potensial, jika gaya tarik dilepas, pegas akan melakukan usaha
sebesar
Gambar 3. menunjukkan grafik hubungan antara besar gaya yang
diberikan pada pegas dan pertambahan panjang pegas. Energi potensial pegas dapat diperoleh dengan menghitung luas daerah
di bawah kurva. Jadi,
Susunan Pegas Secara Seri
Gambar 7. Susunan Pegas Secara Seri
Misalkan kita menyambungkan dua pegas dengan konstanta . Sebelum diberi beban, panjang masing-masing
pegas
adalah . Ketika diberikan beban seberat , maka panjang pegas atas bertambah sebesar dan
panjang
Gaya
yang bekerja pada pegas atas dan pegas bawah sama besar. Gaya tersebut sama
dengan gaya yang diberikan oleh
Dengan menghilangkan w pada kedua ruas, maka kita peroleh konstanta pegas pengganti yang
memenuhi persamaan
Susunan Pegas Secara
Paralel
Gambar 8. Susunan Pegas Secara Paralel
Misalkan kita memiliki dua pegas yang
tersusun secara paralel seperti tampak pada Gambar 8. Sebelum mendapat beban,
panjang
masing-masing pegas adalah . Ketika diberi beban, kedua pegas mengalami pertambahan panjang
yang sama
Berdasarkan
hukum Hooke, diperoleh
Gaya
ke bawah dan total gaya ke atas pada beban harus sama sehingga
Suhu dan Kalor
Temperatur dapat didefinisikan
sebagai sifat fisik suatu benda untuk menentukan apakah keduanya berada
dalam kesetimbangan termal. Dua buah benda akan berada dalam kesetimbangan
termal jika keduanya memiliki temperatur yang sama.
Apabila dua benda
berada dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga maka keduanya berada
dalam kesetimbangan termal. Pernyataan seperti ini dikenal sebagai hukum ke nol
termodinamika, yang sering mendasari pengukuran temperatur. Materi mengenai
termodinamika akan Anda pelajari lebih mendalam di Kelas XI. Berdasarkan
prinsip ini, jika Anda ingin mengetahui apakah dua benda memiliki temperatur
yang sama maka kedua benda tersebut tidak perlu disentuh dan diamati perubahan
sifatnya terhadap waktu, yang perlu dilakukan adalah mengamati apakah kedua benda
tersebut, masing-masing berada dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga?
Benda ketiga tersebut adalah termometer. Benda apapun yang memiliki
sedikitnya satu sifat yang berubah terhadap perubahan temperatur dapat
digunakan sebagai termometer. Sifat semacam ini disebut sebagai sifat termometrik (thermometric
property). Senyawa yang memiliki sifat termometrik disebut senyawa termometrik.
Temperatur zat yang
diukur sama besarnya dengan skala yang ditunjukkan oleh termometer saat terjadi kesetimbangan termal antara
zat dengan termometer. Jadi,
temperatur yang ditunjukkan oleh thermometer sama dengan temperatur zat yang diukur. Zat cair yang umum digunakan dalam termometer adalah air
raksa. Hal ini dikarenakan
air raksa memiliki keunggulan dibandingkan zat cair lainnya. Keunggulan air raksa dari zat cair lainnya, yaitu
·
Dapat menyerap panas suatu benda yang
akan diukur sehingga temperature air raksa sama dengan temperatur benda yang
diukur.
·
Dapat digunakan untuk mengukur
temperatur yang rendah hingga
temperatur
yang lebih tinggi karena air raksa memiliki titik beku pada
temperatur
–39°C dan titik didihnya pada temperatur 357°C.
·
Tidak membasahi dinding tabung sehingga
pengukurannya menjadi
lebih teliti.
·
Pemuaian air raksa teratur atau linear
terhadap kenaikan temperatur,
kecuali
pada temperatur yang sangat tinggi.
·
Mudah dilihat karena air raksa dapat
memantulkan cahaya.
Selain
air raksa, dapat juga digunakan alkohol untuk mengisi tabung
termometer.
Akan tetapi, alkohol tidak dapat mengukur temperatur yang
tinggi
karena titik didihnya 78°C, namun alkohol dapat mengukur temperatur
yang
lebih rendah karena titik bekunya pada temperatur –144°C. Jadi,
termometer
yang berisi alkohol baik untuk mengukur temperatur yang
rendah,
tetapi tidak dapat mengukur temperatur yang lebih tinggi.
Skala pada Beberapa
Termometer
Ketika mengukur
temperatur dengan menggunakan termometer, terdapat beberapa skala yang
digunakan, di antaranya skala Celsius, skala Reamur, skala Fahrenheit,
dan skala Kelvin. Keempat skala tersebut memiliki perbedaan dalam pengukuran suhunya. Berikut rentang
temperatur yang dimiliki
setiap skala.
a.
Termometer skala Celsius
Memiliki titik didih
air 100°C dan titik bekunya 0°C. Rentang temperaturnya
berada pada
temperatur 0°C – 100°C dan dibagi dalam 100 skala.
b.
Temometer skala Reamur
Memiliki titik didih
air 80°R dan titik bekunya 0°R. Rentang temperaturnya
berada pada
temperatur 0°R – 80°R dan dibagi dalam 80 skala.
c.
Termometer skala Fahrenheit
Memiliki titik didih
air 212°F dan titik bekunya 32°F. Rentang temperaturnya
berada pada
temperatur 32°F – 212°F dan dibagi dalam 180 skala.
d.
Termometer skala Kelvin
Memiliki titik didih
air 373,15 K dan titik bekunya 273,15 K. Rentang
temperaturnya berada
pada temperatur 273,15 K – 373,15 K dan dibagi
dalam 100 skala.
Jadi, jika
diperhatikan pembagian skala tersebut, satu skala dalam derajat
Celsius
sama dengan satu skala dalam derajat Kelvin, sementara satu
skala
Celsius
kurang dari satu skala Reamur dan satu skala Celsius lebih
dari satu
skala Fahrenheit.
Secara matematis perbandingan keempat skala tersebut,
yaitu sebagai
berikut.
C − 0 = R − 0 = F −
32 = K − 273,15
Pemuaian Zat
Anda mungkin pernah melihat sambungan rel
kereta api dibuat renggang atau bingkai kaca lebih besar daripada kacanya. Hal
ini dibuat untuk menghindari akibat dari terjadinya pemuaian. Pemuaian terjadi
jika benda yang dapat memuai diberi panas. Ada 3 jenis pemuaian jenis zat, yaitu
pemuaian zat padat, pemuaian zat cair, dan pemuaian zat gas. Pada bab ini hanya
akan dibahas pemuaian zat padat.
Pemuaian
Panjang
Jika temperatur dari sebuah benda naik,
kemungkinan besar benda tersebut akan mengalami pemuaian. Misalnya, sebuah
benda yang memiliki panjang L0 pada temperatur T akan mengalami
pemuaian panjang sebesar ΔL jika temperatur dinaikan sebesar ΔT.
Secara matematis, perumusan pemuaian panjang dapat dituliskan sebagai berikut.
ΔL
= α L0ΔT
dengan α adalah
koefisien muai panjang.
Suhu
adalah derajat panas atau dingin suatu zat.
Sifat Termometrik adalah sebagi dasar pengukur suhu suatu zat, yaitu kepekaan suatu zat terhedap perubahan suhu. Misalnya, volume benda bertambah jika suhunya naik, warna benda berubah jika suhunya berubah jika suhunya berubah, hambatan jenis berubah jika suhunya berubah, dan lain-lain
Alat pengukur suhu adalah Termometer.
Secara Umum Termometer terbagi tiga, yaitu Termometer Celcius, Termometer Reamur, Termometer Kelvin dan Termometer Fahrenheit.
Untuk menentukan system skala suhu digunakan titik acuan bawah dan titik acuan atas. Titik acuan bawah yaitu titik lebur es pada tekanan 1 atm, sedangkan titik acuan atas adalah suhu titik didih air pada tekanan 1 atm.
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah karena perbedaan suhu.
Satuan kalor adalah joule (J), satuan yang lain adalah kalori (kal), 1 kal adalah jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 10 C pada 1 gram air.
Kapasitas Kalor adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda satu satuan suhu.
Kalor Jenis (panas jenis) adalah kapasitas kalori tiap satuan massa.
Perpindahan Kalor ada tiga macam yaitu Konduksi, Konveksi, dan Radiasi.
Konduksi (hantaran panas) adalah rambatan kalor yang tidak di ikuti perpindahan massa.
Konveksi (aliran panas) adalah rambatan kalor yang mengikuti perpindahan partikel-partikel zat perantara.
Radiasi (pancaran kalor) adalah perpindahan kalor yang tidak memerlukan zat perantara.
Sifat Termometrik adalah sebagi dasar pengukur suhu suatu zat, yaitu kepekaan suatu zat terhedap perubahan suhu. Misalnya, volume benda bertambah jika suhunya naik, warna benda berubah jika suhunya berubah jika suhunya berubah, hambatan jenis berubah jika suhunya berubah, dan lain-lain
Alat pengukur suhu adalah Termometer.
Secara Umum Termometer terbagi tiga, yaitu Termometer Celcius, Termometer Reamur, Termometer Kelvin dan Termometer Fahrenheit.
Untuk menentukan system skala suhu digunakan titik acuan bawah dan titik acuan atas. Titik acuan bawah yaitu titik lebur es pada tekanan 1 atm, sedangkan titik acuan atas adalah suhu titik didih air pada tekanan 1 atm.
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah karena perbedaan suhu.
Satuan kalor adalah joule (J), satuan yang lain adalah kalori (kal), 1 kal adalah jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 10 C pada 1 gram air.
Kapasitas Kalor adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda satu satuan suhu.
Kalor Jenis (panas jenis) adalah kapasitas kalori tiap satuan massa.
Perpindahan Kalor ada tiga macam yaitu Konduksi, Konveksi, dan Radiasi.
Konduksi (hantaran panas) adalah rambatan kalor yang tidak di ikuti perpindahan massa.
Konveksi (aliran panas) adalah rambatan kalor yang mengikuti perpindahan partikel-partikel zat perantara.
Radiasi (pancaran kalor) adalah perpindahan kalor yang tidak memerlukan zat perantara.
Kalor jenis
Rumus:
dengan ketentuan:
- =
Kalor yang diterima suatu zat (Joule, Kilojoule, Kalori, Kilokalori)
- =
Massa zat (Gram, Kilogram)
- =
Kalor jenis (Joule/kilogram°C, Joule/gram°C, Kalori/gram°C)
- =
Perubahan suhu (°C) → (t2 – t1)
Untuk mencari kalor jenis, rumusnya adalah:
Untuk mencari massa zat, rumusnya adalah:
Kapasitas kalor
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang
dibutuhkan oleh benda untuk menaikkan suhunya 1°C.
Rumus kapasitas kalor:
dengan syarat:
- =
Kalor yang diterima suatu zat (Joule, Kilojoule, Kalori, Kilokalori)
- =
Kapasitas kalor (Joule/°C)
- =
Massa zat (Gram, Kilogram)
- =
Kalor jenis (Joule/kilogram°C, Joule/gram°C, Kalori/gram°C)
- =
Perubahan suhu (°C) → (t2 – t1)
contoh soal: sebuah zat dipanaskan dari suhu 10°C
menjadi 35°C. Kalor yang dikeluarkan adalah 5000 Joule. Jika masa zat adalah 20
kg. Berapakah kalor jenis dan kapasitas kalor zat tersebut? Jawab = Diketahui=
t1
=10°C
t2
=35°C
Q =5000 J
m =20 kg
Ditanya = b. Kapasitas kalor (H)
a.
kalor jenis (c)
delta
t = t2-t1
= 35°-10°
= 25°
c = Q:(m*delta t)
c = 5000:(20*25)
c = 5000: 500
c = 10 J/kg C°
H = m × c
= 20kg × 10
J/kg C°
= 200 J/ C°
Kalor lebur
Rumus:
dengan ketentuan:
- =
Kalor yang diterima suatu zat (Joule, Kilojoule, Kalori, Kilokalori)
- =
Massa zat (Gram, Kilogram)
- =
Kalor lebur zat (Joule/kilogram, Kilojoule/kilogram, Joule/gram)
Kalor uap
Rumus:
dengan ketentuan:
- =
Kalor yang diterima suatu zat (Joule, Kilojoule, Kalori, Kilokalori)
- =
Massa zat (Gram, Kilogram)
- =
Kalor uap zat (Joule/kilogram, Kilojoule/kilogram, Joule/gram)
Contoh Soal :
Berapa energi kalor yang diperlukan untuk menguapkan
5 Kg air pada titik didihnya, jika kalor uap 2.260.000 Joule/Kilogram ?
Jawab :
Diketahui : m = 5 Kg
U = 2.260.000 J/Kg
Diketahui : m = 5 Kg
U = 2.260.000 J/Kg
Ditanyakan : Q =….. ?
Jawab Q = m x U
= 5 Kg x 2.260.000 J/Kg
= 11.300.000 J
= 11,3 x 106 J
= 5 Kg x 2.260.000 J/Kg
= 11.300.000 J
= 11,3 x 106 J
Asas Black
Rumus:
Asas
Black : Jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepas..
Definisi dan Rumus
Kalor
Jika Suhu itu derajat panas
dinginnya suatu benda atau lebih tepatnya
jumlah energi kinetik rata-rata suatu zat maka yang
namanya Kalor adalah energi yang berpindah dari suatu zat yang suhunya lebih
tinggi menuju zat lain yang suhunya lebih rendah.
Misalkan saat kita mencampurkan air panas dengan air
dingin, maka yang terjadi air tersebut jadi hangat. Kenapa demikian? Hal
tersebut dikarenakan air panas memiliki suhu lebih tinggi melepaskan kalor dan
diterima oleh air yang dingin sehingga suhu campuran kedua zat tersebut adalah
hangat.
Atau bayangkan contoh lain. Saat kita memegang gelas
berisi teh panas, maka tangan kita akan terasa panas dikarenakan energi
berpindah dari teh panas menuju gelas dan berakhir di tangan kita.
Lalu berapa besar nilai kalor yang tangan kita
terima? Untuk menghitung besarnya diberlakukan rumus Kalor sebagai berikut:
Keterangan:
Q = kalor (kalori) atau (Joule)
m = massa (gram) atau (kg)
c = kalor jenis (kal/gr c) atau (J/kg K)
DT = perubahan suhu (celcius) atau (kelvin)
Perlu
diperhatikan bahwa, untuk kalori berpasangan dengan celcius dan gram,
sedangkan untuk joule berpasangan dengan kg dan kelvin.
1 kalori = 4,2 Joule dan 1 joule= 0,24 kalori. Untuk
merubah suhu dalam celcius ke kelvin menggunakan persamaan K = Celcius + 273
(Kelvin adalah satuan internasional dari suhu).
Kalor jenis setiap benda berbeda-beda. Yang sangat
sering dipergunakan dalam soal dan dijadikan patokan adalah air. kalor jenis
air bernilai 1 kal/gr.c atau 4180 J/KgK sering dibulatkan menjadi 4200 J/kgK.
selain tiu ada juga es yang memiliki kalor jenis setengah dari air yakni 0,5
kal/gr.c atau 2100 J/kgK.
Persamaan diatas bisa dirubah menjadi
berikut:
Dengan C adalah kapasitas kalor yang nilainya sama dengan massa dikalikan kalor jenis benda. atau secara empiris:
C = m.c
Keterangan:
C = kapasitas kalor (kalori/c) atau (J/K)
Kapasitas kalor merupakan kemampuan sebuah zat untuk
menyimpan panas ataau energi.
Perubahan Wujud Zat dan Grafik
Perubahannya
Seperti yang kita kehatui zat terbagi menjadi 3
(tiga) yakni padat, cair dan gas. Adapun diagram perubahannya sebagai berikut:
Berdasarkan grafik diatas terdapat proses perubahan wujud zat yang disebut membeku dan melebur. Untuk membeku dan melebur terdapat kalor yang dibutuhkan yang disebut kalor laten lebur atau beku sebesar:
QL = m L
Begitupula dengan proses perubahan wujud zat berupa
menguap dan mengembun, membutuhkan kalor untuk menguap sebesar:
Qu = m U
Keterangan:
L = kalor laten lebur ( 80 kal/gr)
U = kalor laten uap
Grafik Perubahan Wujud Zat
Misalkan sebongkah es dengan suhu -10 derajat celcuis dipanaskan hingga berubah menjadi gas, akan melalui tahapan-tahapan sesuai dengan grafik berikut:
Grafik Perubahan Wujud Zat
Misalkan sebongkah es dengan suhu -10 derajat celcuis dipanaskan hingga berubah menjadi gas, akan melalui tahapan-tahapan sesuai dengan grafik berikut:
Masing-masing dari setiap proses perubahan suhu maka
akan memiliki kalor yang berbeda, seperti terlihat pada gambar.
untuk menghitung total hanya perlu menjumlahkan kalor setiap proses.
sUHU, (bukan suhu bahasa cina =
guru) sama dengan istilah TemPeratuR yaitu ukuran /derajat/tingkat panas suatubenda.
nilai suhu suatu benda tidak dapat ditentukan dengan
alat indra,misal telapak tangan.
Macam Termometer berdasarkan Skala ukur :
1. Termometer Celcius, 0 – 1000
2. Termometer Reamur, 0- 80
3. Termometer Fahrenheit, 32 – 212
4. Termometer Kelvin, 273 – 373
1. Termometer Celcius, 0 – 1000
2. Termometer Reamur, 0- 80
3. Termometer Fahrenheit, 32 – 212
4. Termometer Kelvin, 273 – 373
Kalibrasi skala thermometer :
Misalkan dua thermometer masing –masing : thermometer X dengan titik bawah A dan titik atas B: Sedangkan thermometer kedua, thermometer Y denan titik bawah C dan titik atas D, maka antara thermometer X dan thermometer dapat dibuat persamaan :
Misalkan dua thermometer masing –masing : thermometer X dengan titik bawah A dan titik atas B: Sedangkan thermometer kedua, thermometer Y denan titik bawah C dan titik atas D, maka antara thermometer X dan thermometer dapat dibuat persamaan :
KALOR
KaLOr merupakan suatu bentuk energi,
yang ada karena terjadi perbedaan suhu.Energi dari kalor dipindahkan dari suau
benda ke benda lain yang suhunya berbeda.
Satuan kalor sama dengan satuan energi, yaitu JOULE
Satuan kalor sama dengan satuan energi, yaitu JOULE
1 Joule = 0,24 kalori Joule = J
1 kalori = 4,18 Joule Kalori = kal
1 kalori = 4,18 Joule Kalori = kal
• Kalor jenis yaitu banyaknya kalor yang diperlukan
atau dilepas tiap satu kg
massa, agar suhu naik atau turun 1 K.
Lambang = c
massa, agar suhu naik atau turun 1 K.
Lambang = c
Pengaruh Kalor terhadap suatu zat :
1. Suhu benda naik
2. benda mengalami pemuaian
3. benda mengalami perubahan wujud.
1. Suhu benda naik
2. benda mengalami pemuaian
3. benda mengalami perubahan wujud.
PENENTUAN JUMLAH KALOR UNTUK MENAIKKAN/MENURUNKAN
SUHU BENDA:
Besar kalor yang diperlukan zat bermassa m untuk
menaikkan suhu Dt sebesr Q sebanding dengan:
1. massa zat.
2. kenaikan suhu
Atau
1. massa zat.
2. kenaikan suhu
Atau
Q ~ m.. Dt
Dan bergantung pada jenis zat, sehingga ditulis persamaan :
Q = m.c Dt
Dan bergantung pada jenis zat, sehingga ditulis persamaan :
Q = m.c Dt
Benda akan mengalami pertambahan ukuran
(panjang,atau luas,atau volume) jika ada perubahan Kalor.
PERISTIWA PERTAMBAHAN PANJANG,atau Luas, atau Volume suatu benda karena ada kenaikan suhu, dinamakan PEMUAIAN.
PERISTIWA PERTAMBAHAN PANJANG,atau Luas, atau Volume suatu benda karena ada kenaikan suhu, dinamakan PEMUAIAN.
Pada umunya setiap benda akan memuai bila
dipanaskan. Besar pemuaian bergantung pada 3 hal :
1. ukuran awal benda
2. Karakteristik bahan
3. besar perubahan suhu benda.
1. ukuran awal benda
2. Karakteristik bahan
3. besar perubahan suhu benda.
a. Pemuaian Zat Padat dan Zat Cair
1. Muai Panjang
dirumuskan :
ΔL = Lo.α. Δt
Lt = Lo(1 + α Δt )
dirumuskan :
ΔL = Lo.α. Δt
Lt = Lo(1 + α Δt )
Keterangan : Lt = panjang benda setelah suhu ke t
(m)
Lo = panjang awal benda/ panjang benda saat suhu awal (m)
α = koefisien muai panjang (/◦C)
= pertambahan panjang benda setiap kenaikan suhu
1◦C
Δt = kenaikan/perubahan suhu (◦C)
ΔL=pertambahan panjang (m)
Lo = panjang awal benda/ panjang benda saat suhu awal (m)
α = koefisien muai panjang (/◦C)
= pertambahan panjang benda setiap kenaikan suhu
1◦C
Δt = kenaikan/perubahan suhu (◦C)
ΔL=pertambahan panjang (m)
2. Muai Luas
dirumuskan :
ΔA = Ao.β. Δt
At = Ao(1 + β. Δt )
dirumuskan :
ΔA = Ao.β. Δt
At = Ao(1 + β. Δt )
Keterangan : At = Luas benda setelah suhu ke t (m2)
Ao = Luas awal benda/ luas benda saat suhu awal (m2)
β. = koefisien muai luas (/◦C)
= pertambahan luas benda setiap kenaikan suhu
1◦C
Ao = Luas awal benda/ luas benda saat suhu awal (m2)
β. = koefisien muai luas (/◦C)
= pertambahan luas benda setiap kenaikan suhu
1◦C
ΔA=pertambahan luas (m 2)
3. Muai Volume
dirumuskan :
ΔV = Vo.γ. Δt
At = Ao(1 + γ. Δt )
dirumuskan :
ΔV = Vo.γ. Δt
At = Ao(1 + γ. Δt )
Keterangan : Vt = Volume benda setelah suhu ke t
(m3)
Vo = Volume awal benda/ volume benda saat suhu awal (m3) γ. = koefisien muai volume (/◦C)
= pertambahan volume benda setiap kenaikan suhu
1◦C
Δt = kenaikan/perubahan suhu (◦C)
ΔV=pertambahan volume (m 3)
Vo = Volume awal benda/ volume benda saat suhu awal (m3) γ. = koefisien muai volume (/◦C)
= pertambahan volume benda setiap kenaikan suhu
1◦C
Δt = kenaikan/perubahan suhu (◦C)
ΔV=pertambahan volume (m 3)
b. Pemuaian Pada Gas
1. Pemuaian pada Suhu tetap
Sesuai dengan HUKUM BOYLE
Sesuai dengan HUKUM BOYLE
2. Pemuaian pada Volume tetap
3. Pemuaian pada tekanan tetap
Sesuai dengan HUKUM GAY-LUSS
Sesuai dengan HUKUM GAY-LUSS
4. Pemuaian pada suhu, volume dan tekanan yang
berubah.
Sesuai dengan HUKUM BOYLE-GAY LUSSAC
Sesuai dengan HUKUM BOYLE-GAY LUSSAC
Keterangan :
V1 = Volume keadaan 1
V1 = Volume keadaan 2
T1 = suhu pada keadaan 1
T1 = suhu pada keadaan 2
P1 = tekanan pada keadaan 1
P1 = tekanan pada keadaan 2
V1 = Volume keadaan 2
T1 = suhu pada keadaan 1
T1 = suhu pada keadaan 2
P1 = tekanan pada keadaan 1
P1 = tekanan pada keadaan 2
PENGARUH KALOR PADA PERUBAHAN WUJUD ZAT.
wujud zat : padat, cair dan wujud gas.
zat dapat mengalami perubahan wujud dengan cara
melepas atau menyerap(membutuhkan ) kalor.
SELAMA BERUBAH WUJUD, SUHU ZAT TETAP, sehingga besar
kalor yang diserap/dilepas :
Q = m.L
L = kalor laten
yaitu kalor yang dibutuhkan/dilepas zat untuk berubah wujud.
A. SUHU
1. Pengertian
Suhu
Suhu adalah suatu
besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Untuk
mengetahui dengan pasti dingin atau panasnya suatu benda, kita memerlukian
suatu besaran yang dapat diukur dengan alat ukur. Sebagai contoh apa yang kamu
rasakan ketika kita minum es, dingin bukan, ketika kita merebus air, lama kelamaan
air yang kamu rebus akan menjadi panas bukan setelah itu bisakah kita mengukur
suhu? Bisakah tangan kita digunakan untuk mengukur panas atau dinginnya suatu
benda dengan tepat? Kita tentu memerlukan cara untuk membedakan derajat panas
atau dingin benda tersebut untuk itu kita perlu mengetahui cara untuk mengukur
suhu secara akurat.
2. Alat
Pengukuran Suhu
Alat untuk pengukur suhu disebut Termometer. Termometer
pertama kali dibuat oleh Galileo Galilei (1564-1642).
Termemoter ini disebut termometer udara. Termometer udara terdiriu dari sebuah
bola kaca yang dilengkapi dengan sebatang pipa kaca yang panjang , pipa
tersebut dicelupkan kedalam cairan berwarna. Jika bola kaca dipanaskan, udara
didalam pipa akan mengembang sehingga udara keluar dari pipa. Namun ketika bola
didinginkan udara didalam pipa menyusut sehingga sebagian air naik kedalam
pipa. Termometer udara peka terhadap perubahan suhu sehingga udara saat itu
segera dapat diketahui.
Termometer dibuat berdasarkan prinsip perubahan volume.
Thermometer yang tabungnya diisi dengan raksa kita sebut thermometer raksa.
Thermometer raksa dengan skala Celcius adalah thermometer yang umum dijumpai
dalam keseharian. Selain raksa terdapat pula termometer alkohol.
Adapun perbedaan atau kelemahan dan kelebihan dari masing-masing
thermometer yang dibuat dari Raksa atau alkohol adalah sebagai berikut:
a. Keuntungan
dan kerugian menggunakan termometer raksa
Keuntungan:
1) Raksa
mudah dilihat karna mengkilat.
2) Volume
raksa berubah secara teratur ketika terjadi perubahan suhu.
3) Raksa
tidak membasahi kaca ketika memuai atau menyusut.
4) Jangkauan
suhu raksa cukup lebar dan sesuai untuk pekerjaan-pekerjaan laboratorium (-40oC sampai dengan 350o C)
5) raksa
dapat panas secara merata sehingga menunjukkan suhu dengan cepat dan tepat.
Kerugian
1) raksa
mahal.
2) Raksa
tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah ( seperti dikutub
utara dan selatan)
3) Raksa
termasuk zat berbahaya sehingga ketika pecah akan membahayakan kulit.
b. Keuntungan
dan kerugian thermometer alkohol
Keuntungan:
1) Alcohol
lebih murah disbanding Raksa
2) Alcohol
lebih teliti karena untuk kenaikan suhu yang kecil, alcohol mengalami perubahan
volume yang lebih besar.
3) Alcohol
dapat mengukur suhu yang sangat dingin (seperti didaerah kutub
yaitu – 112o C)
Kerugian:
1) Alcohol
memiliki didih rendah yaitu 78oC, sehingga pemakainya terbatas.
2) Alcohol
tidak berwarna sehingga harus diberi warna terlebih dahulu agar terlihat.
3) Alcohol
membasahi dinding kaca.
Mengapa kita menggunakan cairan yang jarang kita jumpai
dikehidupan kita sehari-hari seperti raksa dan alcohol? Mengapa kita tidak
menggunakancairan yang sering kita jumpai seperti air? Air tidak digunakan
untuk mengisi pipa thermometer karena 5 alasan berikut:
1) Air
membasahi dinding kaca
2) Air
tidak berwarna sehingga sulit dibaca batas ketinggiannya
3) Jangkauan
suhu terbatas (0oC sampai 100oC)
4) Perubahan
volume air sangat kecil ketika suhunya dinaikan.
5) Hasil
bacaan yang didapat kurang teliti karna air termasuk penghantar panas yang
sangat jelek.
3. Macam-macam
Termometer
Ada beberapa thermometer yang kita kenal, yaitu
thermometer laboratorium, thermometer ruang, thermometer klinis, dan
thermometer Six-Bellani.
a. Termometer Laboratorium
Thermometer laboratorium dapat dijumpai dilaboratorium.
Alat ini biasanya digunakan untuk mengukur suhu air dingin atau air yang sedang
dipanaskan. Thermometer laboratorium menggunakan raksa atau alcohol sebagai
penunjuk suhu. Raksa dimasukkan kedalam pipa yang sangat kecil (pipa kapiler).
Kemudian pipa dibungkus dengan kaca yang tipis. Tujuannya agar panas dapat
diserap dengan cepat oleh thermometer.
Suhu pada thermometer laboratorium biasanya 0oC sampai 100oC. suhu 0oC menyatakan suhu es yang sedang mencair, sedangkan suhu
100oC menyatakan suhu air sedang membeku.
b. Termometer Ruang
Thermometer ruang dipasang pada tembok rumah atau kantor.
Thermometer ini mengukur suhu udara pada suatu saat. Skala thermometer ruang
adalah -50oC sampai 50oC. mengapa menggunakan skala seperti itu? Karena suhu
udara dibeberapa tempat bisa dibawah 0oC misalnya di Eropa. Sementara pada sisi lain suhu udara
tidak pernah melebihi 50oC.
c. Termometer Klinis
Thermometer klinis disebut juga thermometer demam.
Thermometer ini biasanya digunakan oleh dokter untuk mengukur suhu badan. Pada
keadaan sehat suhu tubuh kita sekitar 30oC namun pada keadaan demam suhu tubuh kita melebihi suhu
tersebut. Suhu tubuh kita pada saat demam dapat melebihi 40oC. skala suhu pada thermometer klinis hanya 35oC sampai 43oC. hal ini sesuai dengan keadaan suhu tubuh kita. Suhu
tubuh kita tidak mungkin dibawah 35oC dan melebihi 45oC. thermometer klinis biasanya dijepit pada ketiak, tapi
ada pula yang nempel didahi, dan ditempel dimulut. Ketika thermometer dijepit
suhu tubuh kita membuat raksa naik dipipa kapiler. Raksa akan berhenti bila
suhu raksa sudah sama dengan suhu tubuh kita dan kita tinggal membaca berapa
suhu yang ditunjukkan oleh raksa.
d. Thermometer Six-Bellani
Thermometer Six-bellani disebut juga thermometer maxsimum
minimum. Thermometer ini dapat mencatat suhu tertinggi dan terendah pada jangka
waktu tertentu.
4. Cara
Membuat Termometer
Dalam pembuatan thermometer, Mula-mula ditetapkan dua
patokan suhu yang selanjutnya disebut titik tetap. Titik tetap merupakan suhu ketika
benda mengalami perubahan wujud, misalnya saat benda mencair dan mendidih. Suhu
ketika benda mencair menyatakan titik tetap bawah, sedangkan suhu ketika kita
mendidih menyatakan titik tetap atas kemudian diantara titik tetap tersebut
dibuat skala-skala.
Bilangan yang menyatakan titik tetap berbeda antara satu
ilmuan dengan ilmuan lainnya.
Celcius (1701-1744) membuat titik tetap bawah ketika es mencair dan
titik tetap atas ketika air mendidih. Titik tetap bawah (suhu es mencair)
ditetapkan sebagai suhu 0o. Sementara titik tetap atas ( suhu air mendidih)
ditetapkan sebagai suhu 100o. Kemudian jarak antara titik tetap atas dan titik tetap
bawah dibagi menjadi 100ᵒ yang sama panjang. Dengan demikian skala Celcius
memiliki rentang suhu antara 0oC sampai 100oC. skala suhu seperti ini digunakan dibanyak Negara
termasuk di Indonesia.
Fahrenheit (1686-1736) memilih suhu campuran es dan garam ketika membeku
sebagai titik tetap bawah. Titik tetap ini menyatakan 0o. Sementara titik tetap atas dipasang bilangan 212o, yaitu titik didih campuran tersebut. Berarti skala
Fahrenheit memiliki rentang suhu antara 0oF sampai 212oF. kemudian jarak antara titik tetap atas dan titik tetap
bawah dibagi menjadi 180o yang sama panjang. Skala yang dibuat oleh
Fahrenheit digunakan dibeberapa Negara termasuk Inggris dan Amerika Serikat.
Reamur memilih
titik 0o untuk
es yang mencair dan 80o untuk air mendidih. Berarti skala reamur memiliki
rentang suhu antara 0oR sampai 80oR. kemudian jarak anatara dua titik tetap
tersebut menjadi 80oyang sama.
Lord Kelvin (1824-1907) menyusun skala suhu dengan menggunakan ukuran
derajat yang sama besar dengan derajat Celcius. Namun Kelvin menyatakan bahwa
titik beku es adalah -273oK, sedangkan titik didih air adalah 373oC. dengan demikian 0oC sama dengan suhu -273oK sedangkan suhu 100oC sama dengan suhu 373oK. Suhu -273oK disebut titik nol mutlak.
5. Mengubah
Skala Suhu
Pada skala Celcius
terdapat 100 skala, pada skala Farenheit terdapat 180 skala, dan pada skala
Reamur terdapat 80 skala. Perbandingan skala tersebut adalah
oC : oF : oR = 5 : 9 : 4.
Untuk mengubah
derajat satu skala menjadi derajat skala yang lain digunakan rumus:
Suhu Diketahui
|
Diubah Ke
|
Rumus Yang Digunakan
|
oC
|
oF
|
oF
= oC + 32
|
oF
|
oC
|
oC = (oF
– 32)
|
oC
|
oR
|
oR
= oC
|
oR
|
oC
|
oC
= oR
|
oR
|
oF
|
oF
= oR + 32
|
oF
|
oR
|
oR
= (oF – 32)
|
oK
|
oC
|
oC = oK
– 273
|
oC
|
oK
|
oK = oC
+ 273
|
B. KALOR
1. Pengertian Kalor
Kalor merupakan
bentuk energi yang pindah karena adanya perbedaan suhu. Secara alamiah, kalor
berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah. Sebelum abad ke –
17, orang beranggapan bahwa kalor merupakan zat yang pindah dari benda bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Jika kalor merupakan zat, tentu mempunyai
masa. Ternyata benda yang suhunya naik, massanya tidak berubah, jadi kalor
bukan zat.
2. Satuan kalor :
Satuan untuk
menyatakan kalor adalah Joule (J) atau Kalori (kal). Joule menyatakan satuan
usaha atau energi. Satuan Joule merupakan satuan kalor yang umum digunakan
dalam fisika. Sedangkan Kalori menyatakan satuan kalor. Kalori (kal) merupakan
satuan kalor yang biasa digunakan untuk menyatakan kandungan energi dalam bahan
makanan. Contohnya: sepotong roti memiliki kandungan energi 200 kalori dan
sepotong daging memiliki kandungan energi 600 kalori. Nilai 1 kalori (1 kal)
adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg air agar suhunya
nai 1°C. Hubungan satuan kalori dengan joule adalah
1 kal = 4,2 J atau 1 J = 0,24 kal
3. Pengaruh Kalor Terhadap Benda
a. Pengaruh kalor terhadap suhu benda
Kalor merupakan
energy yang diterima atau dilepaskan suatu benda. Kalor yang diterima suatu
benda bisa berasal dari matahari, api, atau benda lain. Kalor yang diterima oleh
benda dapat mengubah suhu benda. Ketika kalor diberikan kepada air, maka suhu
air bertambah. Makin banyak kalor yang diberikan makin banyak pula perubahan
pada suhu air. Bila kalor terus diberikan, lama kelamaan air akan mendidih.
Ketika air sudah mendidih suhu air tidak akan bertambah melainkan tetap. Dapat
disimpulkan bahwa kalor mengubah suhu benda.
Benda yang
melepaskan kalor seperti air panas dalam gelas. Air panas yang kita letakkan
diatas meja akan melepaskan kalor keudara titik karena air panas melepaskan
kalor, maka suhu air panas makin lama makin turun. Air panas berubah menjadi
air dingin. Hal ini menunjukkan bahwa kalor merubah suhu benda.
b. Pengaruh kalor terhadap wujud benda
Kalor menyebabkan
perubahan wujud pada benda-benda, seperti cokelat dan es batu. Cokelat yang
kita genggam dengan tangan dapat meleleh. Hal ini terjadi karena cokelat
mendapat kalor dari tangan kita dan udara. Demikian juga dengan es batu yang
diletakkan dalam piring di atas meja. Lama-kelamaan es batu mencair karena
pengaruh kalor dari udara. Ketika es batu dipanaskan maka lama-kelamaan es batu
berubah menjadi air. Berarti es batu berubah wujud dari padat menjadi cair.
Logam seperti besi
dan emas juga dapat berubah wujud bila mendapat panas. Hal ini terjadi misalnya
ditempat peleburan logam.
Pada fenomena lain
bila pemanasan berlangsung terus maka suatu saat air mendidih. Setelah mendidih
cukup lama air seakan-akan lenyap. Disekitar panci banyak terdapat
uap air berarti air telah berubah wujud dari air menjadi gas. Dapat disimpulkan
bahwa kalor dapat merubah wujud gas. Perubahan wujud gas yang disebabkan oleh
kalor diantara :
1) Perubahan wujud dari padat menjkadi cair dan sebaliknya.
Contoh fenomena ini terjadi pada lilin yang sedang menyala.
2) Perubahan wujud dari cair menjadi gas dan sebaliknya.
Fenomena ini terjadi pada peristiwa memasak air dan terjadinya fenomena hujan.
3) Perubahan wujud dari padat menjadi gas dan sebaliknya.
Peristiwa ini terjadi pada kapur barus yang menyublin, yang mengubah kapur
barus menjadi gas. Sedangkan benda gas yang berubah menjadi benda padat
dicontohkan pada asap kenalpot. Asap nkenalpot berubah menjadi jelaga (benda
padat) ketika menyentuh permukaan dalam kenalpot.
4. Menguap,
Mengembun dan Mendidih
5. Melebur
dan Membeku
Melebur merupakan peristiwa perubahan wujud zat dari
padat menjadi cair. Sedangkan membeku adalah kebalikannya, yaitu perubahan
bentuk zat dari cair menjadi padat.
Peristiwa melebur dan membeku sering kita jumpai
dalam hidup kita, misalnya saja peristiwa meleburnya keju yang dipanaskan di
atas wajan, es krim yang meleleh saat di tangan. Dan peristiwa membeku kita
jumpai pada saat membuat es batu.
Untuk melebur, zat memerlukan kalor, dan pada waktu
melebur suhu zat tetap. Sebaliknya untuk membeku, zat melepaskan kalor, dan
pada waktu membeku, suhu zat tetap.
Kalor yang diperlukan untuk meleburkan 1
Kg zat padat menjadi 1 Kg zat cair pada titik leburnya dinamakan kalor lebur.
Sebaliknya, kalor yang dilepaskan pada waktu 1 Kg zat cair membeku menjadi 1 Kg
zat padat pada titik bekunya dinamakan kalor beku. Jika banyaknya kalor yang
diperlukan oleh zat yang massanya m Kg untuk melebur adalah Q Joule, maka kalor
lebur (L) dapat kita tulis:
L =
Dimana:
L = Kalor Lebur (J/Kg)
Q = Banyaknya kalor (J)
m = Massa (Kg)
Nilai kalor lebur Berbeda untuk zat yang berbeda,
seperti digambarkan pada table berikut:
Zat
|
Titil Lebur
(oC)
|
Kalor Lebur
(J/Kg)
|
Air
|
0
|
336.000
|
Alcohol
|
-97
|
69.000
|
Raksa
|
-39
|
120.000
|
Aluminium
|
660
|
403.000
|
Tembaga
|
1.083
|
206.000
|
Platina
|
1.769
|
113.000
|
Timbale
|
327
|
25.000
|
6. Persamaan
Kalor
Kalor menyatakan banyaknya panas, sedangkan suhu
menyatakan derajat panas suatu benda. Misalnya kita memiliki dua panic yang
identik. Panic pertama berisi 100 g air, sedangkan panic kedua berisi 50 g air.
Suhu air dalam kedua panic tersebut sama. Bila kedua air ini dipanaskan, maka
air 100 g memerlukan kalor lebih banyak dibandingkan air 50 g. Itu berarti
kalor sebanding dengan massa.
Pemberian
kalor menyebabkan suhu benda berubah. Makin banyak kalor yang diberikan pada
suatu benda, maka suhu benda tersebut maikin tinggi. Berarti kalor sebanding
dengan perubahan suhu. Selain bergantung pada massa dan perubahan suhu, kalor
yang diperlukan agar suhu benda naik juga bergantung pada jenis zat. Bila kita
merangkum semua factor tersebut, maka kalor yang diperlukan agar suhu benda
naik adalah:
Q = m c Δt
Dimana:
Q = Banyaknya Kalor (J)
m = Massa (Kg)
c = Kalor jenis benda (J/Kg oC)
Δt = Perubaha suhu (oC)
Kalor
jenis menyatakan banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu 1 Kg zat
sebesar 1oC. Beberapa contoh kalor jenis dari beberapa zat adalah
sebagai berikut:
Zat
|
Kalor Jenis/c
(J/Kg oC)
|
Timbel
|
128
|
Emas
|
129
|
Raksa
|
140
|
Tembaga
|
400
|
Besi
|
460
|
Baja
|
500
|
Kaca
|
700
|
Zat
|
Kalor Jenis
(J/Kg oC)
|
Aluminium
|
900
|
Es
|
2100
|
Eter
|
2190
|
Alcohol (Etil)
|
2500
|
Air (15oC)
|
4200
|
Beton
|
800
|
7. Perpindahan
Kalor
a. Perpindahan
Kalor Secara Konduksi
Konduksi adalah
perpindahan panas melalui zat perantara. Namun, zat tersebut tidak ikut
berpindah ataupun bergerak. COntoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari
misalnya, ketika kita membuat kopi atau minuman panas, lalu kita mencelupkan
sendok untuk mengaduk gulanya. Biarkan beberapa menit, maka sendok tersebut
akan ikut panas. Panas dari air mengalir ke seluruh bagian sendok. Atau contoh
lain misalnya saat kita membakar besi logam dan sejenisnya. Walau hanya salah
satu ujung dari besi logam tersebut yang dipanaskan, namun panasnya akan
menyebar ke seluruh bagian logam sampai ke ujung logam yang tidak ikut
dipanasi. Hal ini menunjukkan panas berpindah dengan perantara besi logam
tersebut.
b. Perpindahan
Kalor Secara Konveksi
Konveksi adalah
perpindahan panas yang disertai dengan perpindahan zat perantaranya.
Perpindahan panas secara Konveksi terjadi melalui aliran zat. Contoh yang
sederhana adalah proses mencairnya es batu yang dimasukkan ke dalam air panas.
Panas pada air berpindah bersamaan dengan mengalirnya air panas ke es batu.
Panas tersebut kemudian menyebabkan es batunya meleleh.
c. Perpindahan
Kalor Secara Radiasi
Radiasi adalah
perpindahan panas tanpa melalui perantara. Untuk memahami ini, dapat kita lihat
kehidupan kita sehari-hari. Ketika matahari bersinar terik pada siang hari, maka
kita akan merasakan gerah atau kepanasan. Atau ketika kita duduk dan
mengelilingi api unggun, kita merasakan hangat walaupun kita tidak
bersentukan dengan apinya secara langsung. Dalam kedua peristiwa di atas,
terjadi perpindahan panas yang dipancarkan oleh asal panas tersebut sehingga
disebut dengan Radiasi.
8. Peralatan Yang Memanfaatkan Sifat Kalor
Dalam kehidupan
sehari-hari banyak kita jumpai peralatan yang memanfaatkan sifat kalor
diantaranya:
a. Kulkas
Kulkas dimanfaatkan
untuk mendinginkan atau mengawetkan makanan dan minuman. Daging, ikan,
buah-buahan, dan coklat sebaiknya disimpan dikulkas agar lebih bertahan lama.
Sementara air dan minuman disimpan dalam kulkas agar terasa segar saat diminum.
Didalam ruang pembeku kulkas terdapat rangkaian pipa. Pipa ini bersambung
dengan pipa diseluruh ruang pada kulkas. Dalam pipa terdapat Freon (zat yang
mudah menguap). Freon cair dialirkan kedalam ruang pembeku dimana tekanan udara
ditempat itu rendah. Karena tekana udara rendah maka Freon akan mudah menguap.
Ketika menguap, freon mengambil kalor dalam makanan yang disimpan dalam ruang
pembeku. Karna melepaskan kalor maka ruang pembeku menjadi dingin. Hal ini
mirip dengan menetesnya spiritus atau alcohol pada kulit kita. Alcohol dengan
cepat menguap sambil mengambil kalor dari tangan kita, akibatnya tangan menjadi
dingin.
b. Otoklaf
Beberapa jenis
pekerjaan membutuhkan pemanasan hingga suhu melebihi 100ᵒC. untuk mendapatkan
suhu ini orang memanfaatkan uap yang berasal dari air mendidih pada tekanan
diatas 1 atm. Contohnya, pada proses vulkanisasi karet. Untuk membunuh bakteri
pada peralatan kedokteran digunakan otoklaf. Dengan menggunakan alat ini maka
dapat dicapai suhu diatas 100ᵒC sehingga bakteri pun mati.
c. Alat penyulingan air
Benda lain yang
memanfaatkan sifat kalor adalah alat penyuling air (destilasi). Alat
penyulingan air dilengkapi dengan alat pendingin yang disebut kondensor.
Didalam kondensor dialiri air dingin secara terus menerus menyelubungi pipa.
Sementara pipa sendiri mengaliri uap-uap panas dari labu didih kebotol
Erlenmeyer. Cara kerja alat penyulingan air dapat digambarkan sebagai berikut:
mula-mula air dalam labu dipanaskan hingga mendidih. Leher labu
ditutup dengan gabus yang dilengkapi dengan thermometer. Uap panas yang
terbentuk kemudian mengalir melalui pipa yang dilingkupi oleh alat pendingin
(kondensor). Ketika melewati alat pendingin uap panas berubah menjadi
tetes-tetes embun. Tetes-tetes embun ini kemudian mengalir kedalam botol
Erlenmeyer. Dengan demikian kita mendapat air suling yang dapat diminum.
9. Asas
Black
Ketika kita
memasukkan es batu kedalam air panas ternyata suhu air turun. Suhu
air itu turun karena air melepaskan kalor ke es batu. Sementara itu, es batu
mencair atau berubah wujud karena mendapat kalor dari air panas. Berarti pada
peristiwa ini salha satu benda melepaskan kalor, sedangkan benda yang lain
menerima kalor. besranya kalor yang dilepas dan kalor yang diterima oleh benda
yang bercampur pertama kali diketahui oleh Joseph Black (1720-1799), seorang
ilmuan Inggris. Ia melakukkan serangkaian eksperimen dan mendapatkan hasil
berikut:
a. Bila dua benda bercampur maka benda yang panas akan
memberikan kalor kepada benda yang dingin hingga suhu keduanya sama.
b. Banyaknya kalor yang dilepas oleh benda yang panas sama
dengan banyaknya kalor yang diserap oleh benda yang dingin
Pernyataan diatas
dapat diringkas sebagai berikut: Kalor yang dilepas oleh suatu
benda sama dengan kalor yang diterima benda lain. Pernyataan ini dikenal
dengan Asas Black. Yang ditulis dengan pernyataan
Kalor Lepas = kalor
terima
Q lepas =
Q terima
Pengertian Suhu dan Kalor
Suhu dan kalor merupakan salah satu cabang dari ilmu fisika yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan suhu, seperti pemuaian, konversi suhu, perubahan wujud, bagaimana cara kalor berpindah, dan masih banyak lagi. Coba amati musim hujan kaya gini (januari 2013) misal sobat sama pacar kamu yang baru jadian berdua kehujanan naik motor lalu mampir ke warung buat minum wedang ronde. Lihatlah ada peristiwa kalor yang luar biasa. Badan anda kedinginan lalu minum wedang rode seketika menjadi hangat. Tentu saja bukan karena pacar baru sobat yang duduk di sebelah. Amati juga ketika sisa wedang ronde yang tadinya suhunya panas sekarang sudah anget atau dingin. Sepele, tapi ada bayak ceritasuhu dan kalor di baliknya.
Suhu dan kalor merupakan salah satu cabang dari ilmu fisika yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan suhu, seperti pemuaian, konversi suhu, perubahan wujud, bagaimana cara kalor berpindah, dan masih banyak lagi. Coba amati musim hujan kaya gini (januari 2013) misal sobat sama pacar kamu yang baru jadian berdua kehujanan naik motor lalu mampir ke warung buat minum wedang ronde. Lihatlah ada peristiwa kalor yang luar biasa. Badan anda kedinginan lalu minum wedang rode seketika menjadi hangat. Tentu saja bukan karena pacar baru sobat yang duduk di sebelah. Amati juga ketika sisa wedang ronde yang tadinya suhunya panas sekarang sudah anget atau dingin. Sepele, tapi ada bayak ceritasuhu dan kalor di baliknya.
Skala Suhu
Sobat suhu itu bukan hanya panas, anget, dan dingin, tapi juga skala khususnya sebagai berikut
Sobat suhu itu bukan hanya panas, anget, dan dingin, tapi juga skala khususnya sebagai berikut
1. Skala Celcius
Andreas Celcius, seorang sarjana kebangsaan swedia yang menemukan sistem skala suhu celcius. Skala celcius ia buat berdasarkan pada titik beku air pada 0 o C dan titik didih air pada 100 o C.
Andreas Celcius, seorang sarjana kebangsaan swedia yang menemukan sistem skala suhu celcius. Skala celcius ia buat berdasarkan pada titik beku air pada 0 o C dan titik didih air pada 100 o C.
2. Skala Kelvin
Skala kelvin di temukan oleh Lord Kelvin, Ia menetapkan apa yang disebut oo mutlak (0o Kelvin). Nol mutlak ini adalah suhu ketika partikel berhenti bergerak, sehingga tidak ada panas yang terdeteksi karena kalor yang ada sebanding dengan energi kinetik yang diperlukan partikel. Suhu mutlak (0o K) kalau di koversi ke celcius menjadi -273,15 o C
Skala kelvin di temukan oleh Lord Kelvin, Ia menetapkan apa yang disebut oo mutlak (0o Kelvin). Nol mutlak ini adalah suhu ketika partikel berhenti bergerak, sehingga tidak ada panas yang terdeteksi karena kalor yang ada sebanding dengan energi kinetik yang diperlukan partikel. Suhu mutlak (0o K) kalau di koversi ke celcius menjadi -273,15 o C
3. Skala Reamur
Nama reamur diambil dari nama René Antoine Ferchault de Réaumur. Reamur mengusulkan suhu titik beku air pada suhu 0 o C dan titik didihnya 80 o C
Nama reamur diambil dari nama René Antoine Ferchault de Réaumur. Reamur mengusulkan suhu titik beku air pada suhu 0 o C dan titik didihnya 80 o C
4. Skala Fahrenheit
Skala Fahrenheit banyak digunakan di amerika serikat. Skala ini ditemukan oleh ilmuan Jerman Bernama Gabriel Fahrenheit. Skala fahrenheit menggunakan campuran antara es dan garam dengan titik beku air bernilai 32 o F dan titik didihnya 212 o F
Skala Fahrenheit banyak digunakan di amerika serikat. Skala ini ditemukan oleh ilmuan Jerman Bernama Gabriel Fahrenheit. Skala fahrenheit menggunakan campuran antara es dan garam dengan titik beku air bernilai 32 o F dan titik didihnya 212 o F
masing-masing skala bisa dikonversikan ke skala yang
lain. Untuk lebih jelasnya mengenai konversi suhu sobat bisa baca
postingan Konversi Suhu.
Kalor
Kalor adalah salah satu bentuk energi sama halnya dengan energi kimia, potensial, maupun kinetik. Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Umumnya untuk mendeteksi keberadaan kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Satuan kalor adalah kalor atau joule dengan koversi 1 kalori = 4,2 joule.
Kalor adalah salah satu bentuk energi sama halnya dengan energi kimia, potensial, maupun kinetik. Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Umumnya untuk mendeteksi keberadaan kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Satuan kalor adalah kalor atau joule dengan koversi 1 kalori = 4,2 joule.
Rumus Kalor
Besar kecilnya kalor yang bekerja pada suatu zat
sangat dipengaruhi oleh tiga hal berikut
massa zat
jenis zat (kalor jenis)
perubahan suhu
massa zat
jenis zat (kalor jenis)
perubahan suhu
Q = m.c.(T2 – T1) atau
sobat mungkin lebih akrab dengan
Q = m.c.ΔT
dibaca Q masih cinti Titu atau
boleh Q masih cakit Ati (gubraaaak)
Contoh Soal Suhu dan Kalor
50 gr air pada suhu 25. Jika kalor jenis air berapa kalor yang dibutuhkan agar suhunya menjadi 80 c?
Pembahasan
kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan air tersebut sampai suhu 80 C adalah
Q = m.c. (T2-T1)
Q = 50.2. (80-25)
Q = 5500 kalori = 5,5 Kkal
50 gr air pada suhu 25. Jika kalor jenis air berapa kalor yang dibutuhkan agar suhunya menjadi 80 c?
Pembahasan
kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan air tersebut sampai suhu 80 C adalah
Q = m.c. (T2-T1)
Q = 50.2. (80-25)
Q = 5500 kalori = 5,5 Kkal
Kalor Campuran 2 Zat sejenis dan non
sejenis
Sobat mungkin pernah menjumpai soal tentang suhu dan kalori dari dua zat cair sejenis maupun nonsejenis yang dicampur sehingga menghasilkan suhu tertentu. Cara mengerjakannya dengan menggunakan asas black.
Sobat mungkin pernah menjumpai soal tentang suhu dan kalori dari dua zat cair sejenis maupun nonsejenis yang dicampur sehingga menghasilkan suhu tertentu. Cara mengerjakannya dengan menggunakan asas black.
“Kalor yang dilepas sama dengan kalor
yang di terima”
misal X adalah suhu akhir campuran dan M T2
masing-masing adalah masa dan suhu zat cair yang lebih tinggi maka untuk cairan
atau zat sejenis rumusnya :
Qlepas = Qterima
M.c.(T2-x) = m.c (X-T1) (coret C –> kalor jenis)
M (T2-x) = m (x-T1)
MT2 – Mx = mx – mT1
MT2 + mT1 = Mx + mx
MT2 + MT1 = (M+m) x
x = (MT2+mT1) / (M+m)
M.c.(T2-x) = m.c (X-T1) (coret C –> kalor jenis)
M (T2-x) = m (x-T1)
MT2 – Mx = mx – mT1
MT2 + mT1 = Mx + mx
MT2 + MT1 = (M+m) x
x = (MT2+mT1) / (M+m)
M = masa zat yang suhunya lebih tinggi
T2 = suhu zat yang lebih tinggi
m = masa zat yang suhunya lebih rendah
T1 = suhu zat yang lebih rendah
x = suhu campuran
T2 = suhu zat yang lebih tinggi
m = masa zat yang suhunya lebih rendah
T1 = suhu zat yang lebih rendah
x = suhu campuran
untuk cairan atau yang zat tak sejenis sobat bisa
menggunakan persamaan awal dari asas black
Qlepas = Qterima
M.c2.(T2-x) = m.c1. (X-T1)
M.c2.(T2-x) = m.c1. (X-T1)
Contoh Soal menghitung suhu campuran
Dua buah zat cair sejenis dengan masa dan suhu masing-masing (40 Kg, 60o C) dan (20 Kg, 30o C). Jika kita mencapurnya, berapa suhu campurannya?
Dua buah zat cair sejenis dengan masa dan suhu masing-masing (40 Kg, 60o C) dan (20 Kg, 30o C). Jika kita mencapurnya, berapa suhu campurannya?
x = (MT2+mT1)/(M+m)
x = 40.60 + 20.30/40+20
x = (2400 + 600) / 60
x = 3000/60
x = 50 o C
x = 40.60 + 20.30/40+20
x = (2400 + 600) / 60
x = 3000/60
x = 50 o C
No comments:
Post a Comment